Rabu, September 7

 
 
biarkan aku tak tau apa yg terjadi besok, biarkan aku tak tau sprti apa nasibku, karna aku ttp ingin mencari takdirku...
 
lama tunggu kabar darimu, mkn krn keingintahuan apa yg srg terlintas dlm fikiranmu saat duduk disana, tp aku ingin sepatah katapun, tp itulah dirimu, hari2mu saat duduk disana..
krn mkn kau salah satu bukti gemilang generasi jas biru..
dear..
 
kita harus memahami, didalam diri ini terdapat suatu kekuatan besar yg dpt dikembangkan dan diperluas, suatu energi mental yg sll disebut DOA...
 
ketika aku sampai kesuatu posisi utk melihat, hatiku terguncang, disana tidak hanya terdapat penghdang jalan melainkan tak dapat kuhitung barisan tentara yg berlapis2 dan dibarisan paling dpn aku mengenal jelas wajah2 itu...
 
taboni na dijolo omak on, dang adong sipikkiran manang aha, nangpe nasoada..
 
waduh baru sadar besok harus cabut lg, telpon2 yg terus kring krong kreng...
beginilah nasib manpower, kuli paling tdk harus tanggung jawab jg, hape nga sanga marangan2 gabe pengusaha dihutaon...
ok besok aku balik kanan.
 
aku tak akan berbicara jika kau berdiri sprti org mabok disana, apalagi aku sdg duduk didepan gelas2 entah tuangan yg keberapa...
 
walau kita dilahirkan dalam kebebasan, suatu saat akan menjadi budak oleh ketakutan dan bayang2 yg tak pasti..
ketika kt menderita krn dosa yg pernah kita perbuat, itu adalah konswensi, tp jika harus mati dalam satu saja kebenaran, berbahagialah sebab upahmu besar di surga...
 
ruang sidang tlh menyediakan panggung untuk kasus2 sandiwara hebat yg pernah terjadi di negeri ini, ketegangan, konflik, pertempuran hanyalah intrik2 pertaruhan antar kepentingan tanpa pernah ditemukan keadilan yg sebenarnya disana..
jika hakim sdh bagian sandiwara, siapakah yg dpt dipercaya lg?..
negara enda
 
aku berharap andai saja kita dapat berdiri tegak, tegar, walau dihadapan wajah matahari sekalipun..

Tidak ada komentar: